Adat

Adat, bahan batik, baju, baju batik, Batik, batik acara, Batik Tabinaco

5 Tahap Mudah Membuat Batik Tulis untuk Pemula

  Pendahuluan: Sejarah dan Makna di Balik Batik Tulis Batik tulis adalah mahakarya budaya Indonesia yang sudah ada sejak abad ke-9 di Jawa Tengah. Awalnya, batik hanya dipakai kalangan kerajaan dan bangsawan, terutama pada kain sutra, sebagai simbol kemewahan dan status sosial. Perkembangan besar terjadi pada masa kerajaan Mataram, Solo, dan Yogyakarta. Pada abad ke-19, batik mulai dibuat di atas kain katun sehingga lebih terjangkau dan bisa dipakai masyarakat luas, bahkan diperdagangkan ke luar negeri. Dari sini, batik berkembang dari seni eksklusif menjadi komoditas yang merakyat dan mendunia. Pada 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Dunia. Sejak itu, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Pengakuan ini membuat batik semakin dikenal secara global, meningkatkan nilai ekonomi sekaligus memperkuat identitas budaya Indonesia di mata dunia. Nilai Seni dan Filosofi Batik Batik tulis terkenal karena proses pembuatannya yang sepenuhnya tradisional dan manual. Hal ini menjadikannya karya seni tak ternilai harganya. Proses pengerjaan yang teliti tanpa bantuan mesin ini menjadi alasan utama mengapa harga batik tulis relatif jauh lebih mahal daripada batik cap atau printing. Setiap helai batik tulis itu unik; tidak ada dua karya yang sama persis. Keunikan ini lahir dari kreativitas, imajinasi, dan “jam terbang” seorang seniman batik yang dituangkan dalam setiap goresan canting. Inilah yang memberi nilai seni dan ekonomi tinggi pada batik tulis. Harga batik tulis yang lebih tinggi adalah konsekuensi langsung dari proses manual dan keunikan setiap karya. Nilai seni dan dedikasi seniman menjadi faktor penentu harga dan daya tarik di pasar. Oleh karena itu, bagi pengusaha, fokus pada kualitas, keaslian, dan cerita di balik setiap produk dapat menciptakan ceruk pasar premium yang berbeda dari batik massal. Lebih dari sekadar pola visual, setiap motif batik menyimpan makna dan filosofi mendalam, yang bervariasi tergantung daerah asal, sejarah, dan budaya masyarakat pembuatnya. Hal ini memberikan dimensi naratif pada produk, memungkinkan setiap helai kain bercerita. Bagi copywriter dan kreator konten, filosofi ini adalah daya tarik yang sangat kuat untuk storytelling. Dengan menceritakan makna di balik motif, mereka dapat meningkatkan keterlibatan audiens dan membangun apresiasi yang lebih dalam terhadap produk, mengubahnya dari sekadar pakaian menjadi sebuah kisah hidup. Manfaat Belajar Membatik Belajar membatik tidak hanya menghasilkan kain indah, tetapi juga melatih kesabaran, ketelitian, disiplin, dan kreativitas. Aktivitas ini melibatkan gerakan tangan dan mata yang presisi, sehingga bisa meningkatkan keterampilan motorik halus serta koordinasi. Selain itu, membatik membantu mengenal warisan budaya dan filosofi motif batik, sekaligus melatih berpikir kritis dan problem-solving saat menghadapi tantangan dalam proses kreatif. Bagi generasi muda, membatik bisa menjadi sarana pengembangan diri dan peluang usaha di industri kreatif, sekaligus mengurangi ketergantungan pada gadget. Dengan memperkenalkan batik sejak dini, kita dapat melestarikan tradisi sekaligus menumbuhkan rasa bangga pada budaya bangsa. Karena itu, membatik penting diajarkan di sekolah atau komunitas sebagai cara efektif menjaga kelangsungan seni batik lintas generasi. Tahap 1: Persiapan Kain Batik Tulis yang Optimal untuk Pemula Langkah awal yang krusial dalam perjalanan menciptakan batik tulis adalah persiapan kain. Pemilihan kain mori adalah fondasi utama karena kain ini akan menjadi kanvas tempat setiap goresan malam dan warna diukir. Kain mori, yang umumnya terbuat dari serat alami, punya peran vital dalam menentukan kualitas akhir batik. Untuk para pemula, sangat disarankan memilih kain mori yang sudah melalui proses ketel atau nggetel. Proses ketel ini adalah tahapan penting untuk menghilangkan kanji dan kotoran dari kain yang dapat menghambat penyerapan warna secara sempurna. Kain mori yang baik untuk batik tulis harus memiliki gramasi yang tepat, artinya tidak terlalu tebal atau terlalu tipis. Kain juga harus memiliki kerapatan benang yang pas dan daya serap tinggi agar malam dan pewarna menempel dan meresap sempurna. Pemilihan kain mori bukan hanya soal harga, tetapi juga kualitasnya. Kain yang kurang tepat, seperti mori batu yang cenderung kasar, dapat menyulitkan proses mencanting dan pewarnaan, sehingga menghasilkan batik yang kurang rapi dan memuaskan. Jenis-Jenis Kain Mori Terdapat beberapa jenis kain mori yang umum digunakan, masing-masing dengan karakteristik dan kualitasnya sendiri: Mori Batu: Ini adalah jenis mori paling ekonomis, terbuat dari benang katun 20s. Kerapatannya tidak terlalu padat dan teksturnya cenderung agak kasar. Karena karakteristiknya, mori batu umumnya lebih sering digunakan untuk batik printing atau batik cap, di mana detail halus tidak menjadi prioritas utama. Mori Biru: Kualitasnya satu tingkat di atas mori batu, menggunakan benang katun 30s. Jenis ini juga sering dipakai untuk batik cap maupun printing, menawarkan sedikit peningkatan dalam kehalusan dibanding mori batu. Mori Prima: Mori kelas menengah ini terbuat dari benang katun 40s. Kain mori prima kerap dipilih sebagai bahan dasar untuk batik tulis dan batik cap, dan sangat populer untuk pembuatan seragam batik karena keseimbangan antara kualitas dan harga. Mori Primis/Primissima: Jenis ini dianggap sebagai mori katun dengan kualitas terbaik, dikenal karena teksturnya yang sangat halus berkat tenunan yang sangat rapat. Karena kualitasnya yang superior, mori primis sering digunakan untuk menciptakan batik tulis eksklusif dan berkualitas premium. Merek dagang populer untuk mori primis meliputi Berkolissima, Kereta Kencana, Gamelan Srimpi, Cap Bedhaya, dan Cap Saron. Bagi pemula, memilih mori primis/primissima yang lebih halus dan memiliki daya serap tinggi akan mempermudah proses belajar dan meningkatkan kepuasan terhadap hasil akhir, sehingga pengalaman membatik menjadi lebih menyenangkan dan hasilnya lebih optimal. Tahapan Mempersiapkan Kain Mori Setelah memilih kain yang tepat, Anda harus melakukan beberapa tahapan penting secara cermat: Pemotongan Kain Mori: Potong kain mori sesuai dengan kebutuhan desain batik. Umumnya, perajin memotong kain mori dengan ukuran standar 115 x 200 cm. Namun, untuk kain jarik atau tapih, ukuran yang lebih umum adalah 200 x 100 cm. Pemotongan yang presisi akan memudahkan proses selanjutnya. Proses Mengetel (Menghilangkan Kanji): Ini adalah tahapan krusial untuk menghilangkan kanji dan kotoran pabrik pada kain mori. Proses ini dilakukan dengan membasahi kain menggunakan larutan khusus yang terdiri dari minyak kacang, soda abu, tipol, dan air secukupnya. Kain kemudian diuleni beberapa waktu hingga larutan merata ke seluruh serat kain. Setelah itu, kain dijemur hingga kering. Proses menguleni dan menjemur ini diulangi kembali, dan keseluruhan proses dapat memakan waktu hingga tiga pekan. Setelah tiga pekan, kain dicuci hingga bersih, memastikan tidak ada lagi kanji yang menempel pada kain. Proses mengetel ini penting untuk memastikan

, , , , , , , , ,

5 Tahap Mudah Membuat Batik Tulis untuk Pemula Read Post »

Adat, Artikel Batik, bahan batik, baju, baju batik, Batik, batik acara, Batik Tabinaco

Tren Batik Elegan: Inspirasi Gaya untuk Berbagai Acara

Tren Batik Elegan: Inspirasi Gaya untuk Berbagai Acara   Batik elegan, warisan budaya Indonesia yang diakui UNESCO, telah lama melampaui batas kain tradisional. Kini, batik menjelma menjadi simbol keanggunan yang tak lekang oleh waktu, mampu beradaptasi dengan dinamika fashion global. Seiring waktu, batik tidak lagi identik dengan busana seremonial. Sebaliknya, pesonanya semakin memancar dalam berbagai kesempatan, dari pertemuan penting hingga momen santai yang penuh gaya. Pergeseran ini menunjukkan bahwa batik telah berhasil menembus stigma sebagai busana kaku, menjadi pilihan serbaguna dan relevan untuk gaya hidup modern. Artikel ini akan menyelami lebih dalam tren batik elegan yang sedang digandrungi. Kami akan memberikan inspirasi gaya yang relevan untuk berbagai acara di tahun 2024 hingga 2025. Pembahasan kami mencakup model-model terkini, padu padan inovatif, hingga tips perawatan esensial. Tujuannya adalah agar Anda bisa tampil percaya diri dan memukau kapan pun. Dengan demikian, Anda juga tetap melestarikan kekayaan budaya Indonesia. Mari kita jelajahi bersama dunia batik yang tak terbatas ini.   Tren Batik Elegan: Pilihan Gaya untuk Acara Formal dan Profesional   Dunia profesional semakin dinamis. Batik kini membuktikan diri sebagai pilihan busana andalan. Batik tidak hanya mencerminkan identitas budaya, tetapi juga menunjang penampilan formal dan profesional dengan sentuhan elegan. Desainer merancang model-model batik modern untuk memberi kesan rapi dan berwibawa. Selain itu, model ini juga nyaman dipakai sepanjang hari. Sebagai contoh, blazer batik katun adalah favorit banyak profesional. Blazer ini menghadirkan siluet tegas sekaligus menjaga sirkulasi udara baik. Anda bisa memakainya bahkan di ruang rapat ber-AC. Pilih warna netral seperti navy, cokelat tua, atau abu-abu untuk kesan formal. Padukan blazer dengan inner polos dan celana bahan lurus. Hasilnya adalah harmoni visual yang profesional.   Model Batik untuk Penampilan Profesional yang Elegan   Selain blazer, tunik batik juga menjadi pilihan populer untuk busana kerja. Tunik ini menawarkan kesan anggun dan praktis. Baju kurung batik modis, yang panjangnya mencapai lutut, sangat cocok untuk wanita dari berbagai usia. Tunik juga menonjolkan kesan elegan di kantor atau acara resmi. Potongan A-line pada dress batik, misalnya, memberikan ruang gerak lebih longgar. Ini menjadikannya ideal untuk seminar atau presentasi berjam-jam tanpa membuat gerah. Pilihan utama untuk bahan adalah kain katun prima atau linen halus. Bahan-bahan ini menjaga kesejukan di iklim tropis. Integrasi “kenyamanan” dengan “profesionalisme” dalam busana formal ini menunjukkan bahwa fashion formal tidak lagi harus kaku. Kini, fashion merespons gaya hidup modern yang menuntut efisiensi dan kenyamanan, bahkan dalam konteks paling formal sekalipun.   Gaya Batik Pria dan Wanita di Lingkungan Kerja   Untuk pria, kemeja batik lengan panjang tetap menjadi pilihan klasik. Kemeja ini menjaga kesan formal di lingkungan kerja. Padukan dengan kerah rapi dan bahan katun berkualitas. Kemeja ini sangat efektif untuk agenda padat yang menuntut kehadiran di berbagai forum resmi dalam satu hari. Untuk tampilan lebih modern, wanita bisa memilih blouse batik ala blazer. Blouse dengan detail renda pada bahu juga memberi sentuhan manis dan unik pada penampilan. Model-model ini bahkan cocok untuk acara kondangan setelah jam kerja. Ini menunjukkan fleksibilitas batik dalam transisi dari suasana kerja ke acara sosial. Berbagai pilihan atasan batik kerja juga tersedia dalam ukuran besar. Dengan begitu, setiap profesional dapat menemukan gaya yang sesuai kebutuhan dan preferensi mereka.   Batik Elegan: Sentuhan Modern untuk Tampilan Kasual yang Chic   Paradigma fashion telah bergeser. Batik kini makin luwes dan mudah diadaptasi untuk gaya kasual. Tampilan ini tetap terlihat chic dan elegan. Tren ini membuka peluang baru bagi para pencinta batik. Mereka bisa mengenakan warisan budaya ini dalam aktivitas sehari-hari. Contohnya, saat bersantai bersama teman atau menjelajahi kota. Blouse batik oversize menjadi favorit banyak orang. Potongan longgar dan motif modernnya memberi kesan santai namun tetap stylish. Anda bisa memadukan blouse ini dengan celana kulot atau rok midi untuk tampilan yang lebih menarik. Warna-warna pastel seperti krem atau dusty pink juga memberi sentuhan feminin yang menarik. Ini menjadikannya pilihan serbaguna untuk berbagai acara semi-formal hingga santai.   Model Batik Trendi untuk Gaya Kasual Modern   Inovasi dalam desain juga menghadirkan model atasan batik dengan lengan puff atau lengan lonceng. Desain ini menciptakan siluet dramatis. Desain ini juga memberi kesan feminin dan anggun yang cocok untuk tampilan kasual yang standout. Anda bisa memadukannya dengan celana high-waist berpotongan lurus. Hasilnya adalah siluet proporsional dan modern. Selain itu, tunik batik asimetris juga menawarkan kesan modern dan dinamis. Panjangnya menutupi paha atau lutut. Tunik ini sangat pas Anda padukan dengan legging atau celana skinny polos. Tampilan Anda pun menjadi sopan namun trendi. Penerimaan batik di kalangan Gen Z dan remaja untuk gaya non-formal menunjukkan bahwa batik berhasil mengatasi stigma “kuno”. Ini adalah bukti adaptasi desain dan pemasaran yang sukses. Hasilnya adalah pasar batik yang makin luas dan menjanjikan.   Outer Batik: Pilihan Gaya yang Santai dan Modis   Untuk tampilan lebih effortless namun tetap modis, outer batik panjang adalah pilihan tepat. Dengan motif batik kontemporer atau warna-warna earthy, outer ini mudah Anda padu padankan. Anda bisa memakainya dengan tank top polos dan celana kulot. Hasilnya adalah gaya flowy dan nyaman dipakai seharian. Selain itu, kimono batik juga menawarkan keserbagunaan dan kenyamanan. Anda bisa memadukannya secara kasual untuk aktivitas di luar ruangan. Kombinasi ini mencerminkan gaya santai namun tetap menghargai warisan budaya. Desain-desain ini membuktikan bahwa batik bisa berintegrasi mulus ke dalam gaya hidup modern. Batik mampu memberikan sentuhan budaya unik pada penampilan sehari-hari Anda tanpa meninggalkan kesan yang elegan.   Inspirasi Gaya Batik Elegan: Padu Padan Inovatif untuk Semi-Formal   Acara semi-formal sering menjadi tantangan saat memilih busana. Pakaian yang dipilih tidak boleh terlalu kaku seperti formal. Namun, pakaian juga harus menunjukkan kesan rapi dan anggun seperti kasual. Di sinilah tren batik elegan hadir sebagai solusi sempurna. Batik menawarkan fleksibilitas luar biasa melalui padu padan inovatif. Model batik seperti peplum memberi kesan formal. Namun, model ini juga menjaga nuansa feminin yang kuat. Model peplum bisa menjadi pilihan ideal untuk berbagai kesempatan, baik acara resmi maupun santai. Kutubaru adalah model klasik yang telah diadaptasi dengan desain segar. Tambahan bordir atau motif kontemporer membuatnya makin luwes dikenakan untuk segala usia. Anda bisa memakainya di acara semi-formal. Perpaduan “vintage dengan modern” atau “tradisional dengan kontemporer” adalah inti dari batik

, , , , , , , , , , , , , ,

Tren Batik Elegan: Inspirasi Gaya untuk Berbagai Acara Read Post »

Adat, Artikel Batik, bahan batik, baju, baju batik, Batik Lamongan, Batik Tabinaco

Pesona Batik Bandeng Lele Lamongan: Paduan Ikan dan Seni

Menguak Pesona Batik Bandeng Lele Lamongan: Paduan Ikan dan Seni yang Menggugah   Batik bandeng lele adalah mahakarya budaya yang telah UNESCO akui. Batik bukan sekadar kain bermotif, tetapi cerminan kekayaan sejarah, filosofi, dan kreativitas bangsa Indonesia. Dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah memiliki ciri khas batiknya yang memukau. Batik mengisahkan cerita melalui setiap pola yang dibuat. Keberadaannya melampaui fungsi busana semata, menjadikannya identitas yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Di antara ragam batik Nusantara yang mempesona, Batik Lamongan hadir dengan keunikan dan identitas yang kuat. Batik ini bukan hanya produk seni, melainkan simbol kebanggaan lokal yang terus berevolusi. Keistimewaan Batik Lamongan terletak pada kemampuannya menyerap dan merefleksikan kekayaan alam serta budaya daerahnya ke dalam setiap pola yang diciptakan. Salah satu motif paling ikonik dari Lamongan adalah Batik Bandeng Lele Lamongan. Motif ini secara lugas merepresentasikan identitas Kabupaten Lamongan sebagai “Kota Bandeng dan Lele.” Motif ini tidak sekadar menggambarkan dua jenis ikan, tetapi juga merangkum nilai-nilai luhur dan semangat masyarakat Lamongan yang tangguh.   Menelusuri Sejarah di Balik Pesona Batik Bandeng Lele Lamongan   Sejarah Batik Lamongan berakar kuat di Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran, sentra batik yang sudah ada sejak abad ke-15. Konon, Dewi Tilarsih, istri Sunan Sendang Duwur, memulai tradisi membatik dengan menggambar di atas kain. Sejak saat itu, masyarakat setempat mewarisi dan mengembangkan seni membatik, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari kehidupan dan budaya mereka. Hingga kini, Desa Sendang Duwur dikenal sebagai destinasi wisata religi sekaligus sentra batik tulis yang ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Ini membuktikan betapa kuatnya akar budaya batik di wilayah ini. Pemerintah daerah mengadakan kompetisi desain batik pada tahun 2012. Kompetisi ini menghasilkan motif Batik Bandeng Lele Lamongan yang secara resmi ditunjuk sebagai salah satu motif khas Lamongan pada tahun 2014. Pemilihan motif ini bukan tanpa alasan; ikan bandeng dan lele adalah ikon Kabupaten Lamongan yang melambangkan keistimewaan dan sejarah daerah. Melalui inisiatif ini, pemerintah daerah berupaya mengangkat identitas lokal melalui seni batik dan memberikan pengakuan resmi terhadap kekayaan visual yang ada. Perkembangan ini tidak hanya terjadi secara organik, tetapi juga melalui pendekatan strategis untuk memperkuat citra daerah. Tokoh-tokoh lokal seperti desainer Esti Kholik menciptakan inovasi, misalnya motif Bandeng Lele 3D. Sementara itu, pengusaha Ferry dari PT Inti Marwah mengaplikasikan motif ini pada produk songkok. Inovasi ini membuktikan bahwa pelestarian budaya tidak harus terpaku pada bentuk tradisional semata. Kreativitas individu dan kebijakan pemerintah dapat menjadi katalisator yang membuat warisan budaya tetap relevan, menarik, dan bernilai ekonomi tinggi di era modern.   Memahami Filosofi Mendalam di Balik Paduan Ikan dan Seni   Motif Batik Bandeng Lele Lamongan bukan sekadar gambar ikan, melainkan sarat makna filosofis yang mendalam. Ikan bandeng, dengan gerakannya yang lincah dan kemampuannya beradaptasi, melambangkan semangat tinggi untuk mencapai tujuan mulia serta ketekunan dalam berusaha. Filosofi ini mengajarkan pentingnya kegigihan dan optimisme dalam meraih impian, sebuah pesan relevan bagi siapa pun yang ingin sukses. Selain itu, orang juga sering mengaitkan ikan bandeng dengan kelimpahan rezeki dan keberuntungan, mengingat posisinya sebagai komoditas utama di Lamongan. Dengan demikian, setiap helai batik ini membawa serta harapan akan kehidupan yang penuh semangat dan keberhasilan. Di sisi lain, ikan lele merepresentasikan keuletan, kesabaran, dan ketahanan dalam menghadapi berbagai masalah. Ikan lele dikenal mampu bertahan hidup di kondisi yang sulit, mencerminkan karakter masyarakat Lamongan yang ulet dan tidak mudah menyerah. Filosofi ini memberikan inspirasi tentang pentingnya ketabahan dan kemampuan beradaptasi di tengah tantangan hidup. Bersama ikan bandeng, motif ini membentuk narasi utuh tentang perjuangan hidup yang berujung pada pencapaian dan kemakmuran, sebuah siklus kehidupan ideal yang banyak orang idamkan. Untuk menambah dimensi spiritual dan estetika, motif Batik Bandeng Lele Lamongan seringkali menampilkan gambar bunga melati. Bunga melati melambangkan kesucian, keanggunan, dan keharuman. Ini menunjukkan bahwa keuletan dan semangat hidup harus dilandasi oleh hati yang bersih dan budi pekerti luhur. Palet warna yang mendominasi motif Bandeng Lele juga memiliki makna khusus. Merah melambangkan keberanian, hitam menunjukkan kedalaman, putih melambangkan kesucian, dan cokelat melambangkan kebijaksanaan. Hijau tosca juga dipakai untuk melambangkan kesegaran daerah perairan tambak ikan di Lamongan. Kombinasi warna ini menciptakan harmoni visual yang kaya makna dan memperkuat pesan filosofis yang ingin disampaikan.   Proses Kreasi: Dari Tangan Pengrajin Hingga Karya Seni Batik Bandeng Lele   Membuat Batik Bandeng Lele Lamongan adalah sebuah proses yang membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan keuletan tinggi. Proses ini dimulai dengan persiapan kain mori yang bersih, yang seringkali direndam dan dikanji untuk mempermudah penyerapan malam dan pelepasan lilin nantinya. Setelah itu, pengrajin menggambar sketsa pola motif Bandeng Lele di atas kain menggunakan pensil. Tahap krusial berikutnya adalah pencantingan, di mana pengrajin mengaplikasikan lilin panas menggunakan canting untuk menutupi area yang tidak ingin diwarnai. Mereka mengulang proses ini berulang kali untuk setiap lapisan warna yang berbeda, menciptakan detail dan kontras yang memukau pada sisik ikan dan ornamen lainnya. Setelah itu, pengrajin mencelupkan kain ke dalam pewarna, lalu menghilangkan lilin melalui proses pelorodan dengan air mendidih. Proses ini bisa memakan waktu hingga dua minggu untuk satu lembar kain, menunjukkan dedikasi luar biasa para pengrajin. Untuk menghasilkan selembar batik yang indah, para pengrajin menggunakan serangkaian alat dan bahan khusus, termasuk canting, gawangan, wajan kecil, dan kompor. Bahan utamanya adalah kain mori, malam atau lilin batik, dan zat pewarna. Setiap alat dan bahan ini memainkan peran vital dalam menciptakan detail dan warna khas Batik Bandeng Lele Lamongan, memastikan kualitas dan keindahan yang konsisten. Inovasi dalam teknik membatik juga berkembang pesat. Batik cap menggunakan stempel tembaga untuk mempercepat produksi, sementara batik printing memungkinkan produksi massal dengan motif yang konsisten. Inovasi ini memungkinkan motif Bandeng Lele beradaptasi ke berbagai produk dan segmen pasar, termasuk menciptakan efek 3D yang unik.   Peluang dan Strategi Bisnis Mengembangkan Potensi Pesona Batik Bandeng Lele   Industri batik Lamongan memiliki potensi ekonomi yang sangat signifikan. Penjualannya bisa mencapai Rp 20 miliar per tahun. Angka ini membuktikan bahwa batik tidak hanya warisan budaya, tetapi juga motor penggerak ekonomi lokal yang kuat. Sentra batik di Desa Sendang Duwur, dengan 150 pengrajin dan 20 UMKM, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Batik Lamongan telah sukses menguasai pasar lokal dan terus memperluas jangkauannya. Pembeli kini dapat menemukan produknya

, , , , , , , , , , ,

Pesona Batik Bandeng Lele Lamongan: Paduan Ikan dan Seni Read Post »

Scroll to Top